Israel berencana untuk melakukan eskalasi besar-besaran dalam perangnya melawan Hezbollah dalam 48 jam ke depan setelah serangan roket yang diduga menewaskan 15 orang di sebuah desa Druze.
"Kita mendekati saat perang total melawan Hezbollah dan Lebanon," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, sesaat setelah serangan pada hari Sabtu. Serangan tersebut "melanggar semua garis merah, dan respons akan sesuai."
Israel menuduh Hezbollah yang berbasis di Lebanon sebagai pelaku serangan mematikan pada hari Sabtu dan mengancam dengan respons yang kuat. Kabinet Israel akan bertemu pada hari Minggu untuk membahas langkah tindak selanjutnya, beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kembali dari kunjungannya ke Washington.
Hezbollah mengatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam kematian tersebut namun mengklaim tanggung jawab atas serangkaian serangan lain di area tersebut pada hari Sabtu, termasuk peluncuran roket Falaq-1 ke situs militer Israel beberapa kilometer dari lokasi serangan. Militer Israel mengatakan bahwa roket Falaq-1 buatan Iran mengenai lapangan sepak bola tempat anak-anak dan remaja bermain, dan diluncurkan dari sekitar Chebaa, sebuah desa di selatan Lebanon.
Serangan pada hari Sabtu juga melukai sekitar 40 orang, menurut Kantor Perdana Menteri Israel. Roket tersebut membawa hulu ledak seberat 50 kilogram—sekitar 110 pound—yang merupakan beban yang sangat berat, kata militer Israel.